Kelembutan dalam Rumah Tangga Menurut Buya Yahya

KATABIJAKROMANTIS.COM – Di dalam kehidupan rumah tangga, peran suami sering kali dianggap sebagai pilar utama. Suami diharapkan menjadi pemimpin yang tidak hanya mengambil keputusan, tetapi juga menunjukkan sikap lembut dan kasih sayang kepada istri. Dalam sebuah ceramah yang diunggah di TikTok oleh akun Pejuang Hijrah, Buya Yahya mengungkapkan pandangannya tentang pentingnya romantisme dalam pernikahan, terutama bagi mereka yang rajin beribadah. Mari kita telaah lebih dalam apa yang disampaikan oleh Buya Yahya ini.
“Buya Yahya menekankan pentingnya kasih sayang dalam rumah tangga, menyatakan bahwa ibadah harus diimbangi dengan sikap lembut kepada pasangan.”
Baca Juga : Ucapan Romantis untuk Dirgahayu TNI yang Nasionalis
Pentingnya Kasih Sayang dalam Ibadah
Kasih sayang dan kebersamaan dalam rumah tangga seharusnya menjadi bagian integral dari ibadah. Buya Yahya menyoroti bahwa tindakan mesra antara suami dan istri bukan hanya sekadar bentuk perhatian, tetapi juga merupakan bagian dari ibadah itu sendiri. Menunjukkan kasih sayang, baik dalam bentuk kata-kata maupun tindakan, adalah hal yang sangat penting.
Ia menekankan bahwa jika ada seorang suami yang rajin beribadah tetapi kasar kepada istrinya, maka ada yang salah dengan pemahaman dan pelaksanaan ibadahnya. “Bodoh dia malah meninggalkan kewajibannya sebagai suami dengan bertutur baik kepada istrinya,” ungkap Buya Yahya. Pernyataan ini menegaskan bahwa keikhlasan dalam beribadah tidak hanya terlihat dari ritual semata, tetapi juga dari bagaimana kita memperlakukan orang-orang terdekat kita.
Kewajiban Suami, Bersikap Lembut!
Buya Yahya juga menekankan bahwa suami memiliki kewajiban untuk berbicara dengan lembut kepada istri. Kewajiban ini tidak hanya terletak pada pemenuhan materi, tetapi juga pada pengertian emosional. Mengapa hal ini begitu penting? Karena kata-kata lembut dan perhatian yang tulus dapat menciptakan suasana yang harmonis dalam rumah tangga.
Buya Yahya menyatakan, “Menjadi suami itu tidak hanya shalat dan ibadah, tetapi juga menyenangkan istri.” Ini menunjukkan bahwa ibadah yang sesungguhnya meliputi semua aspek kehidupan, termasuk bagaimana kita berinteraksi dengan pasangan kita. Jika suami hanya fokus pada ritual ibadah tanpa memperhatikan hubungan dengan istri, maka ia mungkin kehilangan esensi dari ibadah itu sendiri.
Teladan dari Rasulullah SAW
Salah satu contoh terbaik yang bisa diambil adalah sikap Rasulullah SAW terhadap keluarganya. Dalam hadis riwayat Ibnu Majah, disebutkan bahwa Rasulullah tidak pernah memukul siapapun, termasuk istri dan pembantunya. Ini menunjukkan betapa pentingnya sikap lembut dan penuh kasih dalam setiap interaksi.
Buya Yahya menekankan bahwa jika kita ingin mengikuti jejak Rasulullah, maka kita harus mampu menunjukkan kasih sayang dan kelembutan kepada pasangan. Sikap ini bukan hanya menjadi sebuah kewajiban, tetapi juga sebuah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. “Orang yang menjaga wudhu itu sunnah, tetapi saat harus bermesraan dengan istri adalah kewajiban,” tegasnya.
Hubungan dengan Allah dan Manusia
Satu hal yang perlu ditekankan adalah bahwa hubungan dengan Allah harus diimbangi dengan hubungan baik dengan sesama manusia. Buya Yahya menjelaskan bahwa kedekatan seseorang dengan Allah tidak seharusnya membuatnya menjadi kurang baik kepada orang lain. “Kalau kau dekat dengan Allah SWT tetapi semakin nggak benar sama manusia, itu nggak benar,” ujarnya. Ini adalah panggilan bagi kita untuk merenungkan bagaimana ibadah kita memengaruhi hubungan kita dengan orang-orang di sekitar.
Baca Juga : Ramalan Romantis Shio Babi Bulan September 2024
Refleksi bagi Istri dan Suami
Buya Yahya juga memberikan perhatian kepada istri yang aktif dalam kegiatan pengajian namun bersikap kurang baik kepada suami. Menurutnya, jika ada yang merasa dekat dengan Allah, tetapi menunjukkan perilaku yang menyakitkan kepada pasangan, maka perlu dilakukan evaluasi dalam ibadahnya. “Kaya orang keblinger gitu, ingat ya semakin orang rajin ibadah dekat dengan Allah SWT, maka semakin indah sesama manusia itu baru benar,” tambahnya.
Hal ini menunjukkan bahwa baik suami maupun istri harus saling introspeksi dan berusaha untuk menciptakan suasana yang harmonis. Keduanya memiliki peran penting dalam menjaga kehangatan dan kasih sayang di dalam rumah tangga.
Menghadapi Tantangan dalam Hubungan
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak tantangan yang bisa menguji keharmonisan rumah tangga. Stres pekerjaan, masalah finansial, atau bahkan tekanan dari lingkungan sekitar bisa menjadi penyebab munculnya ketegangan dalam hubungan. Di sinilah pentingnya komunikasi yang baik dan pengertian antara pasangan.
Buya Yahya menekankan pentingnya untuk selalu bersikap sabar dan memahami satu sama lain. Jika ada masalah, bicarakanlah dengan baik-baik. Jangan sampai komunikasi yang buruk membuat hubungan semakin renggang. “Ingat, hubungan yang baik dimulai dari komunikasi yang baik,” ujarnya.
Membangun Hubungan yang Harmonis
Menjaga keharmonisan dalam rumah tangga adalah tanggung jawab bersama. Baik suami maupun istri harus saling mendukung dan menunjukkan kasih sayang satu sama lain. Buya Yahya mengingatkan kita bahwa meskipun beribadah itu penting, perilaku lembut dan kasih sayang kepada pasangan juga merupakan bagian dari ibadah itu sendiri.
Dengan memahami pentingnya kelembutan dalam berinteraksi, kita tidak hanya akan mendapatkan pahala dari Allah, tetapi juga membangun keluarga yang bahagia dan harmonis. Mari kita tingkatkan hubungan kita dengan Allah dan dengan pasangan agar menjadi lebih baik lagi.
Baca Juga : Kata-Kata Menyambut Bulan September dengan Semangat Baru
Introspeksi Diri
Selalu luangkan waktu untuk merenungkan bagaimana kita memperlakukan pasangan kita. Apakah kita sudah cukup lembut? Apakah kita sudah menunjukkan kasih sayang yang layak? Introspeksi ini penting agar kita dapat terus memperbaiki diri dan menjadikan rumah tangga sebagai tempat yang penuh cinta dan berkah.
Penutup
Akhir kata, semoga pesan dari Buya Yahya ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus berusaha menjadi pasangan yang lebih baik. Dalam setiap langkah kita dalam beribadah, ingatlah bahwa hubungan kita dengan pasangan adalah bagian penting dari ibadah itu sendiri. Mari kita terus belajar dan berusaha untuk menciptakan suasana yang harmonis dalam rumah tangga, sehingga keluarga kita bisa menjadi sakinah, mawaddah, dan warahmah.***