Perasaan Mual dan Jijik yang Valid dari Lost in the Cloud

KATA BIJAK – Mengapa Kita Bisa Merasa Jijik pada Hal-Hal yang Seharusnya “Normal”?
Pernahkah kamu merasa mual atau jijik melihat seseorang yang dekat denganmu bertingkah mesra dengan pasangan barunya? Bagi sebagian orang, perasaan ini muncul tanpa alasan yang jelas dan sering kali membuat kita merasa bersalah. Namun, jika kamu pernah membaca Lost in the Cloud, kisah Cirrus mungkin membuatmu sadar bahwa perasaan ini ternyata wajar dan valid.
Hook-nya? Kamu nggak aneh. Apa yang kamu rasakan adalah cerminan dinamika emosional yang lebih dalam. Dan itu manusiawi.
Baca Juga : Rahasia Hubungan Langgeng Tanpa Bunga
Perasaan mual atau jijik akibat perubahan keluarga, seperti pasangan baru orang tua, adalah valid dan manusiawi. Pelajari cara memprosesnya. – katabijakromantis.com
Apa yang Dirasakan Cirrus dan Mengapa Kita Bisa Relate?
Dalam Lost in the Cloud, Cirrus mengalami serangkaian emosi yang intens. Salah satu momen yang mungkin terasa “kena” bagi banyak pembaca adalah bagaimana ia bereaksi terhadap hubungan ayahnya dengan pasangan barunya. Rasa cemburu, kehilangan, bahkan mual, terasa begitu nyata. Hal ini menggambarkan betapa hubungan keluarga yang rumit bisa memengaruhi cara kita merespons perubahan di sekitar kita.
Mungkin, seperti Cirrus, kamu juga merasa ada sesuatu yang “hilang” atau “berubah” dalam hubungan keluargamu. Ketika melihat ayah atau ibu dekat dengan pasangan baru, perasaan itu bisa terasa seperti pengkhianatan, meskipun mereka hanya menjalani hidup mereka sendiri.
Validasi Perasaanmu: Apa yang Membuatmu Tidak Aneh?
Perasaan mual atau jijik itu valid. Berikut beberapa alasan mengapa:
1. Ada Luka yang Belum Sembuh
Jika hubungan keluargamu pernah mengalami retakan, seperti perceraian atau konflik besar, luka itu bisa meninggalkan jejak emosional. Melihat orang tua mesra dengan pasangan baru mungkin terasa seperti garam yang ditaburkan pada luka tersebut.
2. Rasa Kehilangan yang Tak Terselesaikan
Kehadiran pasangan baru bisa memunculkan rasa kehilangan. Seolah-olah hubungan lama yang pernah ada (antara orang tuamu) kini benar-benar tidak dapat diperbaiki. Perasaan ini membuatmu sulit menerima kenyataan baru.
Baca Juga : Kepercayaan Diri dan Harga Diri: Pondasi Hubungan yang Sehat
3. Dinamika Keluarga yang Kompleks
Hubungan keluarga bukanlah hitam putih. Ada banyak hal yang tidak pernah dikatakan, emosi yang terpendam, dan ekspektasi yang tidak terpenuhi. Semua ini bisa membuatmu merasa tidak nyaman melihat ayah atau ibumu “melanjutkan hidup” dengan pasangan lain.
4. Perasaan Cemburu Tersembunyi
Walaupun jarang diakui, rasa cemburu sering kali muncul dalam situasi ini. Kamu mungkin merasa “tersisih” atau “digantikan” dalam prioritas mereka.
Apa yang Bisa Kamu Lakukan?
Kabar baiknya, kamu nggak harus terjebak dalam perasaan ini selamanya. Ada beberapa langkah yang bisa kamu coba untuk memahami dan menghadapi emosi ini dengan lebih baik:
1. Kenali dan Akui Perasaanmu
Langkah pertama adalah jujur pada dirimu sendiri. Apa yang kamu rasakan itu valid. Jangan mencoba menekan atau menyangkal perasaan tersebut, karena itu hanya akan membuatnya semakin besar.
2. Cari Sumber Emosi Itu
Apakah ini tentang rasa kehilangan? Tentang harapan yang tak terpenuhi? Atau mungkin tentang rasa takut kehilangan tempatmu dalam hidup orang tua? Memahami akar emosi bisa membantu menguranginya.
3. Komunikasikan dengan Orang Tua
Jika memungkinkan, bicarakan perasaanmu dengan ayahmu. Kamu tidak harus menyalahkan atau menghakimi, tapi cukup menjelaskan bagaimana situasi ini memengaruhimu. Komunikasi yang jujur bisa membuka jalan untuk pemahaman bersama.
4. Berikan Waktu untuk Dirimu Sendiri
Kadang, menerima perubahan butuh waktu. Beri dirimu ruang untuk memproses semuanya. Kamu nggak harus menerima segalanya dengan instan.
5. Temukan Dukungan dari Orang Lain
Baik itu teman, keluarga lain, atau bahkan konselor, memiliki seseorang untuk diajak bicara bisa sangat membantu. Jangan merasa kamu harus menghadapi semuanya sendirian.
Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Lost in the Cloud
Kisah Cirrus dalam Lost in the Cloud menunjukkan bahwa emosi yang rumit adalah bagian dari kehidupan. Tidak ada yang salah dengan merasa mual, jijik, atau bahkan marah terhadap situasi tertentu. Yang penting adalah bagaimana kita memproses perasaan itu dan tumbuh darinya.
Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk menghadapi perubahan dalam keluarga. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Ingat, seperti Cirrus, kamu juga sedang menjalani perjalanan emosional yang membantumu memahami dirimu lebih baik.
Baca Juga : Meromantisasi Hidup: Seni Menikmati Hidup yang Biasa Jadi Luar Biasa
Kamu Nggak Sendirian
Perasaan mual atau jijik terhadap perubahan dalam keluarga bukanlah sesuatu yang aneh. Itu adalah respons alami terhadap dinamika yang kompleks. Dengan belajar dari kisah seperti Lost in the Cloud, kamu bisa memahami bahwa perasaanmu valid dan bahwa ada cara untuk menghadapi dan menerima situasi ini.
Jadi, jangan ragu untuk merasakan apa yang kamu rasakan. Karena itu bagian dari menjadi manusia yang utuh. 😊